Home
»
ISLAM
» Lafazh Salam Dalam Shalat
posted by
Unknown
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash -radhiallahu anhu- dia berkata:
كُنْتُ أَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ حَتَّى أَرَى بَيَاضَ خَدِّهِ
“Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi
salam ke arah kanan dan kiri (dalam shalat) hingga aku melihat putihnya
pipi beliau.”
(HR. Muslim no. 582)
Dari Abdullah bin Mas’ud -radhiallahu anhu- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَنَّهُ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ
“Bahwasanya beliau mengucapkan salam ke arah kanan dan kiri seraya
mengucapkan: “ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH, ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA
RAHMATULLAH (Semoga keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepadamu).”
(HR. Abu Daud no. 845, At-Tirmizi no. 295, An-Nasai no. 1303, dan Ibnu Majah no. 906)
Dari Ali -radhiallahu anhu- dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
“Kunci shalat adalah bersuci, pengharamannya (dari berbicara) adalah takbir, dan penghalalannya (untuk berbicara) adalah salam.”
(HR. Abu Daud no. 56, At-Tirmizi no. 3, dan Ibnu Majah no. 271)
Abu Isa (At-Tirmizi) berkata, “Hadits ini adalah yang paling shahih dan paling baik dalam permasalahan ini.”
Dari Wail bin Hujr -radhiallahu anhu- dia berkata:
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ وَعَنْ شِمَالِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللَّهِ
“Aku shalat di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
maka beliau memberi salam ke arah kanan dengan mengucapkan “Assalamu
‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh (semoga keselamatan, rahmat dan
berkah Allah tetap atas kalian), ” dan ke arah kiri dengan mengucapkan
“Assalamu ‘alaikum warahmatullah (semoga keselamatan dan rahmat Allah
tetap atas kalian).”
(HR. Abu Daud no. 997 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Irwa` : 2/31, 32)
Penjelasan ringkas:
Ucapan salam merupakan rukun shalat terakhir, yang dia merupakan tanda
dihalalkannya semua amalan yang dilarang dalam shalat seperti berbicara,
setelah sebelumnya semua amalan itu diharamkan dengan ucapan takbiratul
ihram. Ketika mengucapkan salam maka disyariatkan untu memalingkan
wajah ke kanan dan ke kiri secara sempurna sehingga orang di belakangnya
bisa melihat pipinya. Maka dari sini kita bisa mengetahui bahwa amalan
sebagian orang dimana dia hanya menoleh sedikit ke kanan dan kiri ketika
salam adalah tidak sesuai dengan sunnah.
Adapun dalam lafazhnya, maka yang asal adalah apa yang terdapat dalam
hadits Ibnu Mas’ud di atas, dan tidak mengapa sesekali mengamalkan apa
yang tersebut dalam hadits Wail bin Hujr di atas.