A. Awal Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di
Pulau Jawa. Demak sebelumnya merupakan daerah vasal atau bawahan dari
Majapahit. Daerah ini diberikan kepada Raden Patah, keturunan Raja
Majapahit yang terakhir.
Ketika kekuasaan kerajaan Majapahit melemah,
Raden Patah memisahkan diri sebagai bawahan Majapahit pada tahun 1478 M. Dengan
dukungan dari para bupati, Raden Patah mendirikan kerajaan Islam
Demak dengan gelar Senopati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang
Sayidin Panatagama. Sejak saat itu, kerajaan Demak berkembang menjadi
kerajaan maritim yang kuat. Wilayahnya cukup luas, hampir meliputi sepanjang
pantai utara Pulau Jawa. Sementara itu, daerah pengaruhnya sampai ke luar Jawa,
seperti ke Palembang, Jambi, Banjar, dan Maluku.
A. Aspek Kehidupan
Politik dan Pemerintahan
Pada tahun 1507 M, Raja Demak pertama, Raden
Patah mangkat dan digantikan oleh putranya Pati Unus. Pada masa pemerintahan
Pati Unus, Demak dan Portugis bermusuhan, sehingga sepanjang pemerintahannya,
Pati Unus hanya memperkuat pertahanan lautnya, dengan maksud agar Portugis
tidak masuk ke Jawa. Setelah mangkat pada tahun 1521, Pati unus digantikan oleh
adiknya Trenggana. Setelah naik takhta, Sultan Trenggana melakukan
usaha besar membendung masuknya portugis ke Jawa Barat dan memperluas kekuasaan
Kerajaan Demak.
Beliau mengutus Faletehan beserta
pasukannya untuk menduduki Jawa Barat. Dengan semangat juang yang tinggi,
Faletehan berhasil menguasai Banten dan Sunda Kelapa lalu menyusul Cirebon.
Dengan demikian, seluruh pantai utara Jawa akhirnya tunduk kepada pemerintahan
Demak. Faletehan kemudian diangkat menjadi raja di Cirebon. Pasukan demak terus
bergerak ke daerah pedalaman dan berhasil menundukkan Pajang dan Mataram, serta
Madura. Untuk memperkuat kedudukannya, Sultan Trenggana melakukan perkawinan
politik dengan Bupati Madura, yakni mengawinkan Putri Sultan Trenggana
dengan Putra Bupati Madura, Jaka Tingkir. Sultan Trenggana mangkat pada tahun
1546 M.
Mangkatnya Beliau menimbulkan kekacauan politik
yang hebat di Demak. Negara bagian banyak yang melepaskan diri, dan para ahli
waris Demak juga saling berebut tahta sehingga timbul perang saudara dan
muncullah kekuasaan baru, yakni Kerajaan Pajang.
B. Aspek Kehidupan Sosial
dan Budaya
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah
berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam tanpa meninggalkan
norma-norma lama begitu saja. Hasil kebudayaan Demak merupakan kebudayaan yang
berkaitan dengan Islam. Seperti ukir-ukiran Islam dan berdirinya Masjid Agung
Demak yang masih berdiri sampai sekarang. Masjid Agung tersebut merupakan
lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.
C. Aspek Kehidupan Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, Demak berperan penting
karena mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan
makanan, terutama beras. Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang
diekspor, antara lain beras, madu, dan lilin.
E. Keruntuhan Kerajaan Demak
Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan karena
pembalasan dendam yang dilakukan oleh Ratu Kalinyamat yang bekerja sama dengan
Bupati Pajang Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Mereka berdua ingin menyingkirkan Aria
Penansang sebagai pemimpin Kerajaan Demak karena Aria Penansang telah membunuh
suami dan adik suami dari Ratu Kalinyamat. Dengan tipu daya yang tepat mereka
berhasil meruntuhkan pemerintahan dari Bupati Jipang yang tidak lain adalah
Aria Penansang. Aria Penansang sendiri berhasil dibunuh Sutawijaya. Sejak saat
itu pemerintahan Demak pindah ke Pajang dan tamatlah riwayat Kerajaan Demak.